Susunan Formasi 11 Pelatih Terbaik Dunia

Ada Banyak pelatih yang tersebar di seluruh dunia, dan memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Ada yang dulunya berposisi sebagai kiper saat masih jadi pemain bola, ada yang berposisi sebagai bek, gelandang, hingga penyerang.

Saking banyaknya, susunan 10 manajer terbaik dunia bisa disusun dalam sebuah formasi 4-2-3-1 yang berubah menjadi 4-4-1-1 atau 4-4-2. Berikut 11 manajer yang menghuni susunan formasi tersebut.

11. Dino Zoff (Kiper)

Legenda kiper nomor satu Timnas Italia ini pantas menyandang posisi kiper di susunan 11 manajer terbaik dunia. 

Bergelimang trofi saat bermain untuk Juventus, Zoff nyaris membawa Gli Azzurri juara Euro 2000 sebagai pelatih Italia. Sebagai pelatih, Zoff juga memberikan satu titel Coppa Italia dan UEFA Cup kepada Juventus

10. Slaven Bilic (Bek)

Kegarangan Bilic saat menjadi bek, tak melunturkan auranya sebagai pelatih atau manajer yang disegani anak-anak asuhnya. Baik saat ia melatih Timnas Kroasia, hingga timnya saat ini, West Ham United.

Pria yang hobi bermain gitar, merokok itu pantas mengisi posisi bek di susunan 11 manajer terbaik dunia.

9. Laurent Blanc (Bek)

Kapasitas Blanc sebagai seorang bek di masa lampau tak diragukan lagi, yang mana ia turut mempersembahkan trofi di level klub dan juga Timnas Prancis, saat menjuarai Piala Dunia 1998 dan Euro 2000.

Blanc juga teruji baik menjalani perannya sebagai pelatih kepala, dan tak kalah dengan performanya saat menjadi bek. Saat datang ke Paris-Saint Germain (PSG) yang bergelimang pemain bintang, wajar rasanya memang jika ia mudah meraih trofi demi trofi di kompetisi domestik.

Namun pada musim 2008/09, Blanc membuktikan tangan dinginnya tak hanya dibantu pemain bintang, pasalnya ia membawa Girondins Bordeaux juara Ligue 1. Blanc cocok masuk best eleven.

8. Frank de Boer (Bek)

Kualitas melatih De Boer memang belum teruji di luar Belanda. Namun apa yang ia berikan untuk Ajax Amsterdam sejauh ini cukup mengesankan, De Boer membawa Ajax meraih empat trofi Eredivisie beruntun untuk kali pertamanya dalam sejarah sepakbola Ajax.

Tak hanya itu, kejelian De Boer dalam mengorbitkan pemain-pemain muda dan menjualnya dengan harga mahal juga patut diacungi jempol. Pada 2011 ia melepas Luis Suarez dan Maarten Stekelenburg, pada 2012 melepas Jan Vertonghen, Gregory van der Wiel, dan Vurnon Anita.

Lalu pada 2013 ia melepas Christian Eriksen dan Toby Alderweireld, dan pada 2014 menjual Daley Blind dan Siem de Jong. Ajax tak pernah kekurangan stok di tangan mantan bek Timnas Belanda itu, dan sudah sewajarnya De Boer masuk susunan 11 manajer top dunia.

7. Rafael Benitez (Bek)

Pelatih Rafa Benitez kerapkali dicap konservatif, karena mementingkan pertahanan ketimbang mengedepankan sisi serangan. Permainan yang diusungnya cenderung membosankan bagi suporter, namun Benitez percaya filosofinya itu benar.

Buktinya terlihat dari trofi-trofi yang ia pernah sembahkan kepada Valencia, Liverpool, Inter Milan, Chelsea, dan Napoli. Berprofesi sebagai bek di masa silam, Benitez kini mengubah Real Madrid sebagai pemilik pertahanan terbaik setelah baru kebobolan dua gol!

Benitez yang suka memperhatikan detil-detil terkecil di filosofi yang coba ia terapkan, pantas disejajarkan dalam 11 manajer terbaik dunia di dalam susunan pemain 4-5-1 yang fleksibel menjadi 4-2-3-1 atau 4-4-1-1.

6. Diego Simeone (Gelandang)

Dijuluki Cholo karena permainannya yang tak kenal lelah alias enerjik saat masih aktif bermain dulu bersama Sevilla, Inter Milan, Atletico Madrid dan Timnas Argentina.

Gaya bermainnya itu menular hingga kini, meski Simeone telah menjadi Pelatih Atletico. Dua tahun terakhir ia mengubah Los Colchoneros sebagai tim yang merusak dominasi Real Madrid dan Barcelona di La Liga.

Atletico merupakan salah satu klub Eropa yang sulit ditaklukkan, dan Simeone merupakan seorang manajer yang berposisi sebagai gelandang bertahan di susunan 11 manajer terbaik dunia.

5. Josep "Pep" Guardiola (Gelandang)

Di tiap susunan 11 manajer terbaik dunia, nama Pep selalu ada. Ia memang salah satu manajer terbaik dunia, karena memberikan treble kepada Barcelona di musim pertamanya menangani Lionel Messi dan kawan-kawan.

Kejeliannya meramu taktik dengan filosofi bermain penguasaan bola dan permainan bola-bola pendek teruji baik di klub yang ditanganinya saat ini, Bayern Munich. Gaya bermain ofensif nan elegan Pep, mengingatkan akan gaya bermainnya dahulu sebagai seorang gelandang tengah.

4. Luis Enrique (Gelandang)

Sama seperti Pep, Enrique melanjutkan keperkasaan Barcelona dan memberikan treble kedua untuk tim asal Katalunya itu. Enrique menambah variasi bermain Barcelona, yang kini tak lagi berlama-lama memainkan bola, namun juga seringkali melakukan serangan langsung ke jantung pertahanan lawan.

Enrique dahulu juga bermain sebagai seorang gelandang, dan melengkapi skema lima gelandang dalam 11 susunan manajer terbaik dunia.

3. Antonio Conte (Gelandang)

Grita atau jiwa seorang Juventini, memudahkan untuk Conte melakukan keajaiban di Juventus dan mengangkat kembali nama besar Bianconeri. Tiga Scudetto beruntun diraih si Nyonya Tua, dan Juventus disegani kembali di Serie A.

Ciri khas permainan yang diusung Conte yakni kerja keras dan determinasi tinggi. Juventus dan Timnas Italia, yang ditanganinya saat ini, memiliki gaya bermain tersebut. Conte juga kaya variasi taktik seperti kebanyakan pelatih asal Italia lainnya, dan ia pantas masuk susunan pemain 11 manajer terbaik dunia.

2. Johan Cruyff (Gelandang)

Johan Cruyff dijuluki sebagai guru sepakbola, dan telah menimba ilmu dari Rinus Michels, dan mengembangkan permainan total football ala Belanda. Gaya bermain ini juga ia kembangkan saat melatih Ajax (1985-1988) dan Barcelona (1988-1996).

Cruyff kunci dalam susunan 11 manajer terbaik dunia, karena di masa lalu ia berperan sebagai gelandang serang yang merangkap peranan ganda, sebagai seorang penyerang. Ia merupakan sosok revolusioner di balik transisi sepakbola klasik ke sepakbola modern saat ini.

1. Jurgen Klopp (Striker)

Dua posisi pernah dijalani Klopp, yakni sebagai penyerang di Mainz 05 hingga 1995, dan setelahnya Klopp lebih banyak menghabiskan karirnya sebagai bek. Namun ia sosok yang pantas menjadi ujung tombak susunan 11 manajer terbaik dunia, di samping Patrick Kluivert dan Teddy Sheringham.

Pasalnya Klopp juga merupakan salah satu manajer sukses, dibanding kedua nama tersebut. Selama tujuh tahun membesut Borussia Dortmund, Klopp memberikan karakter kepada Die Borussen, dan mempersembahkan dua trofi Bundesliga serta mencapai final Champions League 2012/13.

Tweet